- wanita yang berpakaian tetapi telanjang
3971 – حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا.
Artinya : ada dua macam penduduk neraka yang belum pernah ku lihat. Yaitu oarang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk mencabuki manusia dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang bergoyang dan membuat orang lain bergoyang, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak mencium baunya, padahal bau surga itu bisa dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.[5]
Imam An-Nawawi (dalam syarah muslimnya) menyebtkan bahwa hadist ini merupakan salah satu mu’jizat nubuwat beliau. Dimana pada masa nabi saw dan para sahabat dua gambaran diatas belum terjadi. Dan dimasa imam An-Nawawi fenomena ini ternyata telah menjadi kenyataan yaitu sekitar 6 abad yang lalu.[6]
Sebenarnya fenomena wanita seperti ini bukan hanya milik manusia akhir zaman tetapi juga pada zaman jahiliyah dulu. Artinya fenomena para pelacur dan pezina yang mengumbarkan auratnya juga (meskipun tidak ditempat umum). Adalah hal yang pernah terjadi pada waktu itu. Fenomena wanita berpakain tetapi telanjang dan para algojo kejam juga pernah terjadi di Negara-Negara Barat (Romawi dan Yunani) dimana hal itu belum pernah disaksikan oleh Nabi saw. Hanyasaja riwayat diatas mengisyaratkan akan terjadi (pada umat Islam) di akhir zaman.[7]
Imam An-Nawawi memberikan keterangan yang beragam mengenai makna wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang bergoyang dan membuat oarang lain bergoyang.
- Mereka adalah wanita-wanita yang berpakain (menggunakan) ni’mat Alloh, namun telanjang (tidak menggunakan) dari berbuat syukur.
- Mereka adalah wanitayang berpakaiam namun tidak berperilaku taat dan tidak memperhatikan urusan akhirat.
- Menngenakan pakaian teapi tampak sebagian anggota badannya untuk menampakan kecantikannya. Mereka berpakaian tetapi telanjang.
- Mengenakan pakaian tipis yang maasih memperlihatkan warna kulitnya dan bentuk tubuhnya. Mereka ini berpakaian tetapi telanjang.
Sedangkan dalam memaknai yang bergoyang dan membuat orang lainjuga bergoyang dijelaskan oleh beliau dengan makna.
- Menyimpang dari ketaatan kepada Alloh dan keharusan menjaga kemaluan. Ia juga mendorong wanita lain untuk mmelakukan perbuatan seperti perbuatannya.
- Yaitu wanita yang memperindah gaya jalannya dan menggoyangkan bahu mereka.
- Wanita yang cenderung kepada laki-laki dan memikat atau menarik perhatian laki-laki dengan perhiasan, kecantikan dan keindahan anggota tubuh mereka.
Dalam kontekstualisasi hadis di atas pada zaman sekarang, gambaran yang paling mudah kita dapat adalah para foto model, selebritis, SPG, bintang film, artis dan bintang iklan. Mereka yang berprofesi diatas pada umumnya tergolong pada golongan wanita yang berpakain tetapi telanjang. Tetapi tidak semua, ada beberapa orang yang memang tidak tergolong dalam kategori tersebut. Begitu juga para remaja, ibu, mahasiswi. Banyak dari mereka yang sekarang terbawa arus zaman. Tuk para mahasiswi mereka memakai jilbab tetapi gaya pakain yang mereka gunakan menunjukan lekukan tubuh yang tentusaja dapat mengangu pikiran laki-laki.
- Turis Membanjiri Masjid dan Rumah Ibadah
إنّ من أشراط الساعة أن تتّخذ المساجد طرقا
“sesungguhnya salah satu tanda kiamat adalah bila masjid-masjid dianggap sebagai jalanan”.[8]
Masjid adalah tempat beribadah orang Islam. Masjid seharusnya di jadikan tempat yang sakral, karena masjid adalah “Rumah Tuhan”. Namun dalam kenyataannya sekarang masjid dijadikan tempat wisata dan masjid kehilangan kesakralannya. Para turis kadang tidak memperhatiakn etika ataupun aturan yang seharusnya mereka mengerti. Mereka ketika masuk dalam masjid atau tempat ibadah Islam lain kebanyakan tidak memakai pakaiann yang layak (ketat, tidak pakai kerudung, mini, dll). Secara tidak langsung dengan sikap yang seperti itu membuat masjid kehilangan nilai rakralnya.
Keadaan sekarang yang sering ditemui adalah ketika masjid dibangun dengan arsitektur yang indah, ketika orang masuk ke dalam mereka yang pertama kali lakukan bukanlah solat sunnah tahiyyatul masjid tetapi mengambil kamera dan berpose di berbagai sudut masjid. Mereka terkagum-kagum pada para arsitek dan perancang gedung yang membuat desain sangat indah. Mereka kadang lupa bahwa semua itu atas kenikmatan yang telah Alloh berikan untuk menciptakan keindahan itu.
- Dihalalkannya khamer
78 – حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مَيْسَرَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ ….وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ ….
“Diantara tanda-tanda kiamat adalah …(lalu beliau menyebutkan diantaranya).. dan di minumnya khamr..”[9]
Khamr pada saat zaman jahiliyah di daerah mekah menjadi minuman kegemaran. Tidak ada yang tak meminumnya. Bahkan ada sebagian orang ketika mandi mereka ada yang nggunakan air khamr untuk mandi. Dalam perta khamr adalah minuman wajib dihidangkan. Hingga Islam datang dan tahap demi tahap Islam mulai mengharamkan khamr ini. Karena lebih banyaknya mudzaratnya daripada khasiatnya. Seperti tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Maidah : 90-91).
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٩٠﴾ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيْطَٰنُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ ٱلْعَدَٰوَةَ وَٱلْبَغْضَآءَ فِى ٱلْخَمْرِ وَٱلْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ ﴿٩١﴾
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat, maka tidakkah kamu mau berhenti.(QS.Al-Maidah: 90-91).[10]
Itu adalah sekilas kisah orang dahulu tentang khamr, untuk zaman sekarang nabipun memberitahukan bahwa kelak khamr akan menjadi pilihan favorit banyak orang. Bahkan di akhir zaman (dan di zaman kita saat ini) bisa dipastikan bahwa meja-meja hiburan dan panggung-panggung pertunjukan dilengkapi dengan minuman haram ini.[11]zaman sekarang khususnya generasi muda Islam meminum khamr bukanlah perkara yang sulit. Khamr bisa didapatkan diwarung-warung pinggir jalan. Di televisi kita bisa lihat, sering diadakan razia khamr dan aparat yang berwenang dengan gampang menemukan khamr ditempat-tempat umum. Ini menunjukan bahwa jarak kita dengan kiamat sudah semakin dekat.
- Hancurnya Umat Islam karena Perbuatan Mereka sendiri
5144 – حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ الْعَتَكِيُّ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ كِلَاهُمَا عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ وَاللَّفْظُ لِقُتَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَيَّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا
Artinya: sesungguhnya aku sudah memohom kepada Robbku untuk umatku. Janganlah Dia membinasakan mereka dengan paceklik yang merajalela, jangan menundukan mereka kepada musuh dari luar kelompok mereka yang menodai kedaulatan mereka. Sesungguhnya robbku berfirman: wahai muhammad sungguh jika Aku telah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak bisa ditolak. Aku berikan kepadamu untuk umatmuagar mereka tidak dibinasakan oleh paceklik yang merajaleladan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka yang akanmenodai kedaulatan mereka, sekalipun musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru dunia, kecuali jika dari sebagian dari mereka membinasakan sebagian yang lain dan mereka saling menawan satu sama lain.[12]
Kalau kita tengok sejarah Islam dalam pengembangan agama Islam pada masa Nabi dan sahabat, Islam lebih sering memenangkan peperangan itu walaupun Islam mempunyai jumlah, peralatan, fasilitas yang lebih sedikit dari pada musuhnya. Contohnya saja pada perang Badar, Perang Tabuk, Perang Khandak dll. Jumlah pasukan islam dengan lawannya lebih sedikit tetapi pasukan Islam mampu memenangkan perang itu.
Inilah janji Alloh swt kepada kaum muslimin, bahwa kemenangan bukan ditentukan oleh jumlah pasukan dan kecanggihan senjata, juga bukan karena banyaknya sarana dan lengkapnya fasilitas. Faktor keimanan dan kebersihan mental setiap pasukan serta keyakinan yang kuat akan datangnya pertolongan Alloh telah membuat mereka selalu pulang dengan kemenangan.[13]
Zaman sekarang adalah zaman yang berbeda dari dulu. Dimana pada zaman sekarang perlengkapan sudah memadai, jumlah pasuakn juga tidak kalah besar, tetapi kenapa kalau kita lihat berita di televisi Islam selalu dalam kekalahan dan keterpurukan. Mengapa ini berbeda dengan dulu yang pada saat dahulu keterbatasan malah mengantarkan Islam kepada kemenangan. zaman sekarang ada “musuh dalam selimut” dimana ada orang Ilam yang menjadi informan musuh, ada yang menjadi kaki tangannya, dan adapula yang menjadi budak setianya. Sebagian dari mereka bekerja karena tekanan, sebagian karena iming-iming dunia yang dijanjikan, sebagian ada yang karena kebenciannya kepada umat Islam, adapula yang hanya untuk bertahan hidup.[14]
Ada banyak contoh yang bisa diambil seperti terbunuhnya Presiden Pakistan yang Pro mujahidin, pembunuhan terhadap mujahid terbesar abad 20 (syeih Abdullah Azzam), dll. Semua itu karena ada umat islam yang berkhianat. Kekalahan umat Islam di Palestina juga tidak terlepas dari banyaknya orang Islam yang berkhianat, mereka bekerja sama dengan musuh Islam (Yahudi dan Nasrani).[15]
- Banyaknya Bencana Alam, gempa bumi, tsunami
978 – حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
4050 – حَدَّثَنَا أَبُو مُصْعَبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِي حَازِمِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي خَسْفٌ وَمَسْخٌ وَقَذْفٌ
Artinya: menjelang terjadinya kiamat akan terjadi pengubahan rupa, penggelaman bumi, dan hujan batu.(Sunan Ibnu Majah)
Pada tanggal 16 Januari 1995, Kobe, Jepang diguncang oleh gempa deng kekuatan 7,2 SR gempang yang terjadi dalm durasi 20 detik, gempa telah meluluh lantahkan Kobe dengan menewaskan 5.502 orang. Dan kerugian mencapai $147 miliar. Pada tanggal 18 April 1906 di San Fransisco, California diguncang gempa bumi berkuatan 8,3 SR. Lebih dari 3000 orang meninggal dan kerugian mencapai $ 500 Juta. Pada Tahun 1990, di Iran gempa berkekuatan 7,7 SR. Lebih dari 5s0.000 tewas. Dan yang tak pernah terlupakan yaitu pada tanggal 26 Desember 2004, gempa dan tsunami dengan kekuatan 8,9 SR di Aceh menewaskan lebih dari 200.000 orang.[16]
Pada tahun 2006an-2008an terjadi bencana alam yang melanda Indonesia sangat banyak seperti gempa bumi, tanah longsor, trunami, banjir, meletusnya gunung merapi, banjir bandang dll. Telah menyebabkan kerusakan dan kerugian materi dan non materi. Seolah-olah Alloh sedang murka kepada Umat-Nya. Ini mungkin juga sebagai pertanda bahwa dunia ini sedang marah atas apa yang telah manusia lakukan di atas muka bumi ini. Dan menunjukan bahwa dunia ini semakin dekat kepada kiamat.
Dahulu kejadian seperti ini pernah terjadi, yaitu pada masa Nabi Luth. Seperti diterangkan dalam ayat-ayat Al-Quran Surat Huud : 82-83.
فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍ ﴿٨٢﴾ مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ وَمَا هِىَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ بِبَعِيدٍ ﴿٨٣﴾
Artinya: Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar(82) yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim.(83).[17]
- Pemutusan Tali Silaturahmi Sunan Ahmad
3785 – حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ أَخْبَرَنَا بَشِيرٌ أَبُو إِسْمَاعِيلَ عَنْ سَيَّارٍ أَبِي الْحَكَمِ عَنْ طَارِقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَهُ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ تَسْلِيمُ الرَّجُلِ عَلَيْكَ فَقُلْتَ صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ تَسْلِيمُ الْخَاصَّةِ وَتَفْشُو التِّجَارَةُ حَتَّى تُعِينَ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا عَلَى التِّجَارَةِ وَتُقْطَعُ الْأَرْحَامُ
Artinya: sungguh menjelang terjadinya kiamat,… dan pemutusan silaturahmi.”[18]
Satu lagi tanda kiamat yang mungkin selama ini kita lalaikan yaitu tentang silaturahim. Kehidupan sosial mewajibkan kita untuk berbaik kepada orang lain dengan harapan orang lain juga melakukan hal yang sama. Silaturahmi tidak hanya untuk kepentingan saling membutuhkan tetapi ada juga sebagai memperkuat ukhuwah. Silaturahmi tidak hanya untuk orang yang kenal sama kita (lingkungan) lebih khusus kepada sanak saudara kita.
Pada era sekarang ini ini oarng silaturahmi hanya untuk “kepentingan materi”. Paham materialisme dan hedonisme telah merusak tujuan dari silaturahmi itu sendiri. Kebanyakan orang sekarang mereka bersilaturahmi hanya berlandaskan hubungan bisnis, politik, dan politik. Sifat egois mementingkan kepentingannya sendiri enggan untuk berbagi telah menjadi karakter yang mengakar pada banyak komunitas.[19]Banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kesempitan ekonomi, kapitalisme yang telah mewarnai setiap bagian dari ekonomi manusia dan bahkan ada juga karena maslah agama.
Banyak contoh yang bisa di ambil seperti permusuhan antara seseorang saudaranya bahkan orang tuanya sebab perebutan harta warisan, permusuhan dengan tetangga karena berebut perbatasan tanah, kerusuhan antar kelompok yang mempunyai pemahaman tentang agama juga turut meramaikan terjadinya pemutusan silaturahmi ini. Padahal dalam surat dan ayat-ayat Al-Quran telah di singgung untuk menjaga dan menjalin silaturahmi. Seperti dalam Surat An-Nisa : 1
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴿١﴾
Artinya: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu (1).(QS. An-Nisa: 1)[20]
- Ulama yang Diwafatkan terlebih Dahulu dan Maraknya Kebodohan
98 – حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ
Artinya :sesungguhnya Alloh tidak mengambil ilmu dengan mencabut para manusia, tetapi mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga ketika tidak ada lagi ulama, manusia menjadi orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Merekapun di tanya lantas berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.[21]
Ulama adalah pewaris Nabi saw dalam hal pembimbingan umat kepada jalan yang Lurus, mengantarkan kepada jalan kebahagiaan, mengajarkan keluruhan akhlak adalah sebagian peran dan tugasnya. Ulama adalah dokternya orang muslim dalam penyembuhan penyembuhan penyakit hati. Ketika umat yang terdzolimi oleh aturan dan sistem buatan manusia maka ulamalah tempat curhat setelah Alloh. Ulama adalah pengobar semangat jihad ketika keterputus asaan melanda umat. Keberadaan ulama sangat urgen dalam perkembangan islam. Ulama bagaikan cahya yang menerangi perjalanan umat. Bagai bintang di malam hari. Keberaannya membuat umatnya terangkat derajatnya. Dan ketiadaannya membuat umatnya menjadi Hina.[22]
Ulama di Indonesia seperti Prof. Haji Malik Karim Amrullah (HAMKA), Prof Tengku KH. Hasbi Ash-Shidiqqi dan A. Hasan ketiganya telah wafat dan sampat sekarang ini belum ada ulama yang berani mengklaim bahwa dirinya setara dengan mereka dalam kemasyhuran dan ketinggian ilmunya. Dan masih banyak lagi para ulama yang sangat berpengaruh.
Akibat dari pewafatan para ulama ini adalah maraknya kebodohan dalam beragama. Orang “pintar” bukanlah orang yang menguasai teknologi modern, bukan yang menguasai iptek, budaya dan sains. Tetapi orang yang pintar adalah orang yang selalu bermuhasabah dan beramal untuk kepentingan hidup setelah mati. Adapun orang “kurang pintar” dalam Al-Quran disebutkan dalam Surat Ar-Rum : 6-7
وَعْدَ ٱللَّهِ لَا يُخْلِفُ ٱللَّهُ وَعْدَهُۥ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٦﴾ يَعْلَمُونَ ظَٰهِرًا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ ٱلْءَاخِرَةِ هُمْ غَٰفِلُونَ ﴿٧﴾
Artinya: (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai.(QS. Ar-Rum :6-7)[23]
Dalam ayat di atas di terangkan bahwa orang yang “kurang pintar” adalah mereka yang mengetahui berbagai persoalan duniawi seperti iptek, sains dan sebagainya tetapi mereka kurang mengetahui tentang urusan persoalan-persoalan akhirat. Dalam pandangan penulis orang pintar adalah orang yang mengetahui ilmu akhirat dan ilmu dunia itu secara seimbang.
Keadaan seperti ini membuat orang tidak punya pilihan lain selain mengangkat seseorang yang pintar dunia saja tetapi tidak berpengetahuan agama. Hal ini dapat menyebabkan praktik-praktik yang dapat menghancurkan kehidupan masyarkatnya, Seperti KKN. Kebodohan juga dapat menimbulkan peperangan, permusuhan, pembunuhan dan kerusakan moral baik individu ataupun bangsa.
- Merajalelanya Riba
2269 – حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ أَبِي هِنْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي خَيْرَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنْهُمْ أَحَدٌ إِلَّا آكِلُ الرِّبَا فَمَنْ لَمْ يَأْكُلْ أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ
Artinya :benar-benar akan datang kepada manusia suatu zaman dimana dimana tidak ada seorang pun diantara mereka kecuali memakan harta riba. Sekiranya ia tidak memakannya, setidaknya ia terkena debunya.[24]
Riba adalah konsep ekonomi yang telah lama dipakai oleh orang-orang Yahudi. Yahudi beranggapan bahwa pinjaman berupa uang yang diputar dalam bentuk apapun haruslah dikenai bunga.[25] Pengertian ini tentu hanya bentuk akal-akalan saja sebab jika hutang tersebut digunakan untuk hal-hal produktif, maka perhitungan yang seharusnya adalah bagi hasil. Sedangkan jika digunakan untuk keperluan konsumtif adalah dasar ta’awun. Dalam ayat Al-Quran pun Alloh sangat mengecam tentang segala seuatu yang berhubungan dengan riba. Disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah :275
ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ ٱلرِّبَوٰا۟ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيْطَٰنُ مِنَ ٱلْمَسِّ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْبَيْعُ مِثْلُ ٱلرِّبَوٰا۟ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلْبَيْعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا۟ فَمَن جَآءَهُۥ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُۥ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿٢٧٥﴾
Artinya : Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.[26]
Merajalelanya riba pada zaman sekarang ini adalah sebuah tanda bahwa kita semakin dekat dengan kiamat. Pada zaman Nabi yang mata uangnya berupa Dirham dan Dinar yang terbuat dari emas dan perak. Standar nilainya adalah berat logamnya, sehingga nilai intrinsik dan extrinsiknya sama. Dan setiap orang bisa membuatnya jika ia memiliki bahannya. Dalam keadaan seperti ini perbuatan riba masih mungkin untuk dihindari bahkan bisa dihapus.[27]
Hadis Nabi saw diatas dalam kontektualisasinya dan realitasnya dalam kehidupan yang sekarang adalah sebagai berikut, semua bentuk muamalah jual-beli selalu menggunakan uang, padahal uang yang menjadi alat tukar dibuat oleh Bank yang mana Bank ini sendiri berasaskan riba. Maka secara otomatis setiap orang akan sulit untuk menghindari riba, orang akan terkena riba walaupun hanya debu-debunya saja. Segala apa yang kita pakai mulai dari sandal sampai yang paling mewah seperti mobil, komputer dll itu diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan bank-bank ribawi. Meskipun ada diantara mereka yang secara muamalah terbebas dari jerat riba secara langsung, namuntetap saja mereka terkena debu-debunya.[28]
- Hikmah Memperhatikan Hari Kiamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar